Prota dan Promes SD Kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6 KTSP Semester 1 dan 2, Pendekatan Perencanaan Pembelajaran, Dalam menyusun perencanaan
pendidikan suatu negara, pendekatan yang dipakai sangat tergantung dari
kebijakan pemerintah yang berkuasa. Karena itu sangat wajar jika timbul
pendekatan yang berbeda-beda antara beberapa Negara, dan bahkan dapat
juga terjadi perbedaan dalam pendekatan perencanaan pendidikan antara
berbagai periode pembangunan dalam satu negara, misalnya saja di
Indonesia setiap periode punya kebijakan berbeda, sangat tergantung
siapa yang memerintah sehingga konsep yang sebelumnya belum tuntas sudah
muncul lagi konsep lain.
Perencanaan pendidikan
senatiasa mempersiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah guna
memenuhi kebutuhan pendidikan secara realistis yang berpedoman kepada
tujuan-tujuan yang ditetapkan secara jelas dan terperinci. Tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan akan menentukan pola pendekatan perencanaannya.
Dalam perencanaan pendidikan setidaknya ada tiga pendekatan yang harus
dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu:
a. Pendekatan permintaan masyarakat
Pendekatan
permintaan masyarakat adalah suatu pendekatan yang bersifat tradisional
dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini pada umumnya harus
memperkirakan kebutuhan pada masa-masa yang akan datang dengan
mengadakan analisis terhadap jumlah penduduk, presentase penduduk yang
bersekolah, arus murid dari tingkat dasar ketingkat yang lebih tinggi,
dan keinginan masyarakat serta individu tentang jenis-jenis pendidikan.
b. Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan
ketenagakerjaan ini diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan
nasional akan tenaga kerja. Kebanyakan Negara mengharapkan pendidikan
mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan
professional untuk pembangunan. Untuk itu perencana pendidikan harus
membuat perkiraan jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
setiap kegiatan pembangunan nasional.
Adapun langkah-langkah dari
pendekatan ketenagakerjaan adalah membuat proyeksi kebutuhan tenaga
kerja bagi pembangunan, merinci tujuan pendidikan, memproyeksikan output
pendidikan, menyusun program untuk memenuhi output sesuai kebutuhan,
dan menyusun rencana pembiayaan yang dituang dalam rencana.
c. Pendekatan nilai imbalan
Pendekatan
ini sangat dianjurkan oleh sekelompok ahli ekonomi di Negara-negara
berkembang, termasuk Negara Indonesia. Dalam pendekatan ini
dipertimbangkan penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan
sesuai dengan hasil, keuntungan dan keberhasilan yang diperolehnya.
Dalam hal ini bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan tetapi biaya
suatu jenjang pendidikan.
Perencanaan pendidikan di Indonesia
tidak hanya menggunakan salah satu pendekatan, melainkan menerapkan
beberapa pendekatan, dan kadang-kadang menggunakan ketiganya bersamaan.
Setiap jenjang pendidikan mungkin memerlukan pendekatan yang berlainan.
Karena itu adalah penting bagi setiap perencana untuk mengetahui ruang
lingkup dan keterbatasan setiap pendekatan.
Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri
dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas¬, Semester, Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu. Hal yang
perlu diperhatikan adalah :
· RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
·
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari
silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu
alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
· Indikator merupakan:
Ø Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
Ø
Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Ø Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
Ø Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Ø Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
·
Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar,
dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45
menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat
diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada
kompetensi dasarnya.
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output
(hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Misalnya:
Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem peredaran
darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
· Mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
· Menyebutkan bagian-bagian jantung.
· Merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
· Mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.
Bila
pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya
tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga
tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
3. Menetukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Ø Indikator:
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Ø Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.
4. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode
dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan
sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada
karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.Karena itu pada
bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang
diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
·
Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses,
kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
· Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.
5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Untuk
mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah
kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan
memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
· Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan
perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara
menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di
surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.
Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.
Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
Pemberian
Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari.
Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran
secara garis besar.
Pembagian kelompok belajar dan
penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan
rencana langkah-langkah pembelajaran).
· Kegiatan Inti
Berisi
langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat
mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing.
Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik
dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan
pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan
inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis
cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online
dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus
dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas.
Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami
kegagalan.
· Kegiatan penutup
Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Guru
memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes
tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang
kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan
mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan
arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas,
di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Langkah-langkah
pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian
kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih,
menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu,
kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak
harus ada dalam setiap pertemuan.
6. Memilih Sumber Belajar
Pemilihan
sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang
dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media,
narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih
operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan.
Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam
RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan
buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan
halaman yang diacu.
Jika menggunakan bahan ajar
berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan
bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan
sebagai acuan pembelajaran.
7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.
Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa
Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.
Tujuan pembelajaran adalah suatu
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan
yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar
yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara
jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition
dan Degree
Perencanaan pendidikan adalah
suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis,
merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil
harus mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis
dengan keputusan-keputusan lain dalam rangka mencapai tujuan bersama
yakni tujuan pendidikan nasional.
Dalam perencanaan pendidikan ada
tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu
pendekatan permintaan masyarakat, pendekatan ketenaga kerjaan,
pendekatan nilai imbalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar