Rabu, 30 September 2015

Tips Mengatasi Ketergantungan pada Kekasih

Cara Mengatasi Ketergantungan pada Pacar, Tips Mengatasi Ketergantungan pada Kekasih, Cara Menghindar Dari Ketergantungan Sama Pacar adalah penmbahasan pada artikel kali ini
Cara Mengatasi Ketergantungan pada Pacar
Pembahasan kali ini adalah tentang LDR (Long Distance Relationship) alias “Pacaran Jarak Jauh lalu Nyesak Ulu Hati Ngangenin Setengah Mati Pokoknya. Hahahahah, Pembahasan ini bukan saya tujukan untuk teman teman yang lagi mengalami hubungan tersebut, tapi semata mata saya tujukan hanyalah untuk yang berpacaran, jenis apapun itu.

Sejujurnya pacaran jarak jauh adalah hubungan yang seolah terpisahkan oleh samudera Hindia-Antlantik itu sakit sekali. Nyesaknya tuh di sini (tunjuk Hp, kepala, juga dada). Penganut aliran LDR selalu mengatakan bahwa ritual pacaran model kayak gitu demi keamanan bagi kesehatan jasmani dan rohani. Hahhahaha, anda dapat 100...alias 100% keliru. Yang namanya pacaran itu ya tetap tidak menyehatkan, pacaran jarak jauh bahkan jauh lebih membuat kalian jadi pesakitan.

Hal ini disebabkan karena kalian akan ketergantungan mikirin gebetan yang jauh di mata tersebut. Akhirnya pikiran elo mengalami phobia syndrome of love. Alias kekhawatiran berlebihan soal cinta. Dari pagi sampai malam mikir si doi lagi apa, udah makan, udah mandi, udah ini, udah itu, udah...udah... nanya melulu.. teng..teng..teng..teng..teng.. ada gajah dibalik batu.. waduh sampai nyanyi lagu wali band saya sakin mirisnya!!! Hahahah.. Baca selengkapnya>>

Selasa, 29 September 2015

Cara Terbaru Mengatasi Redirect blogspot.co.id

Cara Terbaru Mencegah Redirect blogspot.co.id, Cara Terbaru Mengatasi Redirect blogspot.co.id, Cara Mengatasi Redirect blogspot.com ke blogspot.co.id, adalah pembahasan pada artikel kali ini
Cara Terbaru Mencegah Redirect blogspot.co.id
Cara Terbaru Mencegah Redirect blogspot.co.id adalah topik yang sangat banyak diperbincangkan para blogger akhir akhir ini. Tampaknya mbah google betul betul sedang bersih bersih nih terbukti karena adanya redirect ini sehingga menjadikan para blogger khusunya para blogger indo menjadi GEGANA alias gelisah, galau, dan merana.

Cara Terbaru Mengatasi Redirect blogspot.co.id mmembuat para blogger menajdi gelisah, galau, dan merana karena redirect ini membawa dampak yang sangat besar kepada blog khususnya blog yang masih bernaung di bawah hosting blogspot. Dampak tersebut berupa penurunan jumlah visitor perharinya. Disamping itu juga berdampak pada backlink yang sudah tertanam pada suatu blog yang kemudian hilang seperti blog baru yang memulai dari awal. Baca selengkapnya>>

Senin, 28 September 2015

Jadwal Pengangkatan Honorer K2 Jadi CPNS 2016

Mekanisme Terbaru Pengangkatan Guru Honorer K2 Menjadi CPNS, Begini Mekanisme Pengangkatan Honorer K2 Jadi CPNS, Cara Pengangkatan Honorer K2 2016 Jadi CPNS, Jadwal Pengangkatan Honorer K2 Jadi CPNS 2016 
Mekanisme Terbaru Pengangkatan Guru Honorer K2 Menjadi CPNS
Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah memutuskan mekanisme pengangkatan CPNS dari honorer kategori dua (K2) yang didasarkan pada mekanisme perangkingan. Sistem perangkingan ini akan dinilai dari hasil testing dan juga skor passing gradenya ketika menjalani tes 2013. 

"Karena 2016 ini sudah dimulai proses testing perangkingan (sesuai passing grade), siapa-siapa honorer K2 yang duluan diangkat, kami membutuhkan anggaran lebih banyak," kata Kepala BKN Bima Haria Wibisana dalam rapat kerja Komisi II DPR RI, Senin (21/9) yang dikutip dari JPNN

Selain itu Badan Kepegawaian Negara (BKN) juga memerlukan dana besar untuk verifikasi validasi data honorer K2 yang telah diajukan oleh tiap-tiap instansi. Yang mana verval BKN ini sangat diperlukan untuk digunakan dalam pengeluaran NIP CPNS nantinya. Baca selengkapnya>>

Minggu, 27 September 2015

Kumpulan Buku Pegangan Guru dan Siswa SD/MI Kurikulum 2013 Revisi 2014

Buku Pegangan Guru dan Siswa SD/MI Kurikulum 2013 Revisi 2014, Download Buku Pegangan Guru dan Siswa SD/MI Kurikulum 2013 Revisi 2014, Kumpulan Buku Pegangan Guru dan Siswa SD/MI Kurikulum 2013 Revisi 2014.


Pendekatan Perencanaan Pembelajaran, Dalam menyusun perencanaan pendidikan suatu negara, pendekatan yang dipakai sangat tergantung dari kebijakan pemerintah yang berkuasa. Karena itu sangat wajar jika timbul pendekatan yang berbeda-beda antara beberapa Negara, dan bahkan dapat juga terjadi perbedaan dalam pendekatan perencanaan pendidikan antara berbagai periode pembangunan dalam satu negara, misalnya saja di Indonesia setiap periode punya kebijakan berbeda, sangat tergantung siapa yang memerintah sehingga konsep yang sebelumnya belum tuntas sudah muncul lagi konsep lain.

Perencanaan pendidikan senatiasa mempersiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan pendidikan secara realistis yang berpedoman kepada tujuan-tujuan yang ditetapkan secara jelas dan terperinci. Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan pola pendekatan perencanaannya. Dalam perencanaan pendidikan setidaknya ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu:

a. Pendekatan permintaan masyarakat
Pendekatan permintaan masyarakat adalah suatu pendekatan yang bersifat tradisional dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini pada umumnya harus memperkirakan kebutuhan pada masa-masa yang akan datang dengan mengadakan analisis terhadap jumlah penduduk, presentase penduduk yang bersekolah, arus murid dari tingkat dasar ketingkat yang lebih tinggi, dan keinginan masyarakat serta individu tentang jenis-jenis pendidikan.

b. Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan ketenagakerjaan ini diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja. Kebanyakan Negara mengharapkan pendidikan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan professional untuk pembangunan. Untuk itu perencana pendidikan harus membuat perkiraan jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan pembangunan nasional.
Adapun langkah-langkah dari pendekatan ketenagakerjaan adalah membuat proyeksi kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan, merinci tujuan pendidikan, memproyeksikan output pendidikan, menyusun program untuk memenuhi output sesuai kebutuhan, dan menyusun rencana pembiayaan yang dituang dalam rencana.

c. Pendekatan nilai imbalan
Pendekatan ini sangat dianjurkan oleh sekelompok ahli ekonomi di Negara-negara berkembang, termasuk Negara Indonesia. Dalam pendekatan ini dipertimbangkan penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil, keuntungan dan keberhasilan yang diperolehnya. Dalam hal ini bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan tetapi biaya suatu jenjang pendidikan.
Perencanaan pendidikan di Indonesia tidak hanya menggunakan salah satu pendekatan, melainkan menerapkan beberapa pendekatan, dan kadang-kadang menggunakan ketiganya bersamaan. Setiap jenjang pendidikan mungkin memerlukan pendekatan yang berlainan. Karena itu adalah penting bagi setiap perencana untuk mengetahui ruang lingkup dan keterbatasan setiap pendekatan.

Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas¬, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
· RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
· Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
· Indikator merupakan:
Ø Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
Ø Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ø Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
Ø Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Ø Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

· Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Misalnya: Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
· Mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
· Menyebutkan bagian-bagian jantung.
· Merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
· Mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
3. Menetukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Ø Indikator:
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Ø Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

4. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
· Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
· Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
· Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.

Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

· Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.
· Kegiatan penutup
Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

6. Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.

Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.
Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa
Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni tujuan pendidikan nasional.
Dalam perencanaan pendidikan ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu pendekatan permintaan masyarakat, pendekatan ketenaga kerjaan, pendekatan nilai imbalan.

Sabtu, 26 September 2015

Pemuja Pacaran dan Hamil Duluan Harus Dihormati

Hormatilah Para Pemuja Pacaran dan Hamil Duluan, Pacaran, Seks Bebas dan Hamil Duluan, Hukum menikah karena Hamil Duluan
Hormatilah Para Pemuja Pacaran dan Hamil Duluan
Mungkin anda sedang mencari lagu hamil duluan mp3 download, penelusuran terkait hamil duluan lirik, pencarian terkait anda tentang hamil duluan remix, artikel pembahasan tentang pengalaman hamil duluan, mungkin maksud anda adalah lagu hamil duluan chord, cara mengunduh lagu hamil duluan koplo mp3, cara membuat sinta jojo hamil duluan mp3, caraterbaru membuat hamil duluan tuty wibowo. Jika pencarian penelusuran anda terkait hal hal tersebut maka informasinya tidak berada pada halaman ini.

Sebelumnya maaf atas intermezo satu paragraf diatas, silahkan dilanjut membaca artikel di bawah ini:
Hormatilah Para Pemuja Pacaran dan Hamil Duluan, maka jawaban saya adalah TIDAK, enak aja mau dihormati, bayangin aja kelakukan mereka yang pacaran di tempat umum, pelukan dan ciuman seenaknya, giliran hamil pasti nyusahin orang tua, minta dihormatin? jawabannya tetap TIDAK. 

Masih mending tidak saya gampar pakai sandal swallow. Bagi saya laki-laki dan perempuannya sama-sama brensek, pejantan dan betina nakal. Bikin tangan saya gatal untuk masukin ke dalam karung agar tidak lagi membuat anak-anak kecil dari SD sampai SMP pada ikut pamer mesum kayak kadal buntung. Baca selengkapnya>> Pemuja

Jumat, 25 September 2015

Kumpulan Buku Pegangan Guru dan Siswa SMP/MTs Kurikulum 2013 Revisi 2014

Buku Pegangan Guru dan Siswa SMP/MTs Kurikulum 2013 Revisi 2014, Download Buku Pegangan Guru dan Siswa SMP/MTs Kurikulum 2013 Revisi 2014, Kumpulan Buku Pegangan Guru dan Siswa SMP/MTs Kurikulum 2013 Revisi 2014, Pendekatan Perencanaan Pembelajaran, Dalam menyusun perencanaan pendidikan suatu negara, pendekatan yang dipakai sangat tergantung dari kebijakan pemerintah yang berkuasa. Karena itu sangat wajar jika timbul pendekatan yang berbeda-beda antara beberapa Negara, dan bahkan dapat juga terjadi perbedaan dalam pendekatan perencanaan pendidikan antara berbagai periode pembangunan dalam satu negara, misalnya saja di Indonesia setiap periode punya kebijakan berbeda, sangat tergantung siapa yang memerintah sehingga konsep yang sebelumnya belum tuntas sudah muncul lagi konsep lain.

Perencanaan pendidikan senatiasa mempersiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan pendidikan secara realistis yang berpedoman kepada tujuan-tujuan yang ditetapkan secara jelas dan terperinci. Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan pola pendekatan perencanaannya. Dalam perencanaan pendidikan setidaknya ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu:

a. Pendekatan permintaan masyarakat
Pendekatan permintaan masyarakat adalah suatu pendekatan yang bersifat tradisional dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini pada umumnya harus memperkirakan kebutuhan pada masa-masa yang akan datang dengan mengadakan analisis terhadap jumlah penduduk, presentase penduduk yang bersekolah, arus murid dari tingkat dasar ketingkat yang lebih tinggi, dan keinginan masyarakat serta individu tentang jenis-jenis pendidikan.

b. Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan ketenagakerjaan ini diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja. Kebanyakan Negara mengharapkan pendidikan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan professional untuk pembangunan. Untuk itu perencana pendidikan harus membuat perkiraan jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan pembangunan nasional.
Adapun langkah-langkah dari pendekatan ketenagakerjaan adalah membuat proyeksi kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan, merinci tujuan pendidikan, memproyeksikan output pendidikan, menyusun program untuk memenuhi output sesuai kebutuhan, dan menyusun rencana pembiayaan yang dituang dalam rencana.

c. Pendekatan nilai imbalan
Pendekatan ini sangat dianjurkan oleh sekelompok ahli ekonomi di Negara-negara berkembang, termasuk Negara Indonesia. Dalam pendekatan ini dipertimbangkan penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil, keuntungan dan keberhasilan yang diperolehnya. Dalam hal ini bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan tetapi biaya suatu jenjang pendidikan.
Perencanaan pendidikan di Indonesia tidak hanya menggunakan salah satu pendekatan, melainkan menerapkan beberapa pendekatan, dan kadang-kadang menggunakan ketiganya bersamaan. Setiap jenjang pendidikan mungkin memerlukan pendekatan yang berlainan. Karena itu adalah penting bagi setiap perencana untuk mengetahui ruang lingkup dan keterbatasan setiap pendekatan.

Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas¬, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
· RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
· Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
· Indikator merupakan:
Ø Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
Ø Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ø Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
Ø Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Ø Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

· Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Misalnya: Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
· Mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
· Menyebutkan bagian-bagian jantung.
· Merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
· Mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
3. Menetukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Ø Indikator:
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Ø Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

4. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
· Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
· Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
· Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.

Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

· Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.
· Kegiatan penutup
Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

6. Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.

Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.
Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa
Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni tujuan pendidikan nasional.
Dalam perencanaan pendidikan ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu pendekatan permintaan masyarakat, pendekatan ketenaga kerjaan, pendekatan nilai imbalan.

Kamis, 24 September 2015

Pilih Pacaran atau Tiang Gantungan

Pacaran Dekat dengan Tiang Gantungan, Pasti melihat judul artikel ini ada yang bertanya-tanya apa hubungannya antara pacaran dengan tiang gantungan? Untuk itu baca dulu sampai akhir, setidaknya budayakan membaca sebelum berargumen lebih
caraterbaru.web.id Pacaran Dekat dengan Tiang Gantungan
Mungkin anda sedang mencari tiang gantungan untuk jaket, pencarian terkait tentang tiang gantungan untuk  baju, penelusuran terkait informasi tentang tiang gantungan baju untuk toko, mungkin yang anda sedang cari adalah tiang gantungan untuk tas. Jika pencarian penelusuran anda terkait hal hal tersebut maka informasinya tidak berada pada halaman ini.

Sebelumnya maaf atas intermezo satu paragraf diatas, silahkan dilanjut membaca artikel di bawah ini:
Alkisah ada sepasang muda-mudi lagi pacaran. Tiap malam mereka berkirim pesan dengan tujuan agar dapat saling mesra-mesraan. Rayuan mautpun diluncurkan layaknya janji manis anggota dewan.

Mulai dari rumah mewah bak Istana hingga mobil setan... eh maksud saya mobil sedan BMW terbaru. Dari sekedar jalan-jalan keluar kota sampai pada uang belanja bulanan..wow amazing!!! Setelah si cewek kelepek-kelepek pada pemuda tampan. Nah mulailah si pemuda tampan melancarkan jurus maut sebagai tujuan akhirnya. Mula-mula minta pegang-pegangan. Setelah itu minta raba-rabaan. Baca selengkapnya>>

Rabu, 23 September 2015

Kumpulan Buku Pegangan Guru dan Siswa SMA/MA/SMK Kurikulum 2013 Revisi 2014

Buku Pegangan Guru dan Siswa SMA/MA/SMK Kurikulum 2013 Revisi 2014, Pendekatan Perencanaan Pembelajaran, Dalam menyusun perencanaan pendidikan suatu negara, pendekatan yang dipakai sangat tergantung dari kebijakan pemerintah yang berkuasa. Karena itu sangat wajar jika timbul pendekatan yang berbeda-beda antara beberapa Negara, dan bahkan dapat juga terjadi perbedaan dalam pendekatan perencanaan pendidikan antara berbagai periode pembangunan dalam satu negara, misalnya saja di Indonesia setiap periode punya kebijakan berbeda, sangat tergantung siapa yang memerintah sehingga konsep yang sebelumnya belum tuntas sudah muncul lagi konsep lain.

Perencanaan pendidikan senatiasa mempersiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan pendidikan secara realistis yang berpedoman kepada tujuan-tujuan yang ditetapkan secara jelas dan terperinci. Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan pola pendekatan perencanaannya. Dalam perencanaan pendidikan setidaknya ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu:

a. Pendekatan permintaan masyarakat
Pendekatan permintaan masyarakat adalah suatu pendekatan yang bersifat tradisional dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini pada umumnya harus memperkirakan kebutuhan pada masa-masa yang akan datang dengan mengadakan analisis terhadap jumlah penduduk, presentase penduduk yang bersekolah, arus murid dari tingkat dasar ketingkat yang lebih tinggi, dan keinginan masyarakat serta individu tentang jenis-jenis pendidikan.

b. Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan ketenagakerjaan ini diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja. Kebanyakan Negara mengharapkan pendidikan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan professional untuk pembangunan. Untuk itu perencana pendidikan harus membuat perkiraan jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan pembangunan nasional.
Adapun langkah-langkah dari pendekatan ketenagakerjaan adalah membuat proyeksi kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan, merinci tujuan pendidikan, memproyeksikan output pendidikan, menyusun program untuk memenuhi output sesuai kebutuhan, dan menyusun rencana pembiayaan yang dituang dalam rencana.

c. Pendekatan nilai imbalan
Pendekatan ini sangat dianjurkan oleh sekelompok ahli ekonomi di Negara-negara berkembang, termasuk Negara Indonesia. Dalam pendekatan ini dipertimbangkan penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil, keuntungan dan keberhasilan yang diperolehnya. Dalam hal ini bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan tetapi biaya suatu jenjang pendidikan.
Perencanaan pendidikan di Indonesia tidak hanya menggunakan salah satu pendekatan, melainkan menerapkan beberapa pendekatan, dan kadang-kadang menggunakan ketiganya bersamaan. Setiap jenjang pendidikan mungkin memerlukan pendekatan yang berlainan. Karena itu adalah penting bagi setiap perencana untuk mengetahui ruang lingkup dan keterbatasan setiap pendekatan.

Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas¬, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
· RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
· Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
· Indikator merupakan:
Ø Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
Ø Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ø Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
Ø Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Ø Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

· Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Misalnya: Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
· Mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
· Menyebutkan bagian-bagian jantung.
· Merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
· Mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
3. Menetukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Ø Indikator:
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Ø Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

4. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
· Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
· Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
· Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.

Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

· Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.
· Kegiatan penutup
Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

6. Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.

Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.
Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa
Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni tujuan pendidikan nasional.
Dalam perencanaan pendidikan ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu pendekatan permintaan masyarakat, pendekatan ketenaga kerjaan, pendekatan nilai imbalan.

Selasa, 22 September 2015

Pacaran Lebih Merugikan daripada Kredit Sepeda Motor

Pacaran Lebih Merugikan daripada Kredit Sepeda Motor, Pasti melihat judul artikel ini ada yang bertanya-tanya apa hubungannya antara pacaran dengan kredit sepeda motor? Untuk itu baca dulu sampai akhir, setidaknya budayakan membaca sebelum berargumen lebih
caraterbaru.web.id Pacaran dan Kredit Sepeda Motor
Mungkin anda sedang mencari artikel tentang kredit sepeda motor yamaha, inilah informasi terkait kredit sepeda motor adira, mungkin maksud pencarian anda adalah kredit sepeda motor online, pencarian anda terkait dengan kredit sepeda motor kawasaki, info terkait kredit sepeda motor yamaha 2015, jumlah penetapan kredit sepeda motor honda beat, rincian kredit sepeda motor suzuki, rincian informasi kredit sepeda motor listrik. Jika pencarian penelusuran anda terkait hal hal tersebut maka informasinya tidak berada pada halaman ini.
 
Sebelumnya maaf atas intermezo satu paragraf diatas, silahkan dilanjut membaca artikel di bawah ini: 
Saya SANGAT JIJIK kalau ada yang curhat terus bilang, "saya baru diputusin pacar padahal udah jadian selama lima tahun". Beneran, itu adalah CURHAT PALING JOROK menurut saya, rasanya saya ingin muntah. Coba bayangin, itu pacaran apa kredit sepeda motor? Bapak saya aja kredit sepeda motor nggak sampai lima tahun udah lunas tuh , dansepeda motor itu udah jadi milik bokap saya secara sah, nah loh itu pacaran kok sampai bertahun-tahun tapi berujung pada putus?? Baca selengkapnya>>

Senin, 21 September 2015

Buku Pegangan Guru SMA Kurikulum 2013

Buku Pegangan Guru dan Siswa SMA Kurikulum 2013, Download Buku Pegangan Guru dan Siswa Kurikulum 2013, Download Buku Pegangan Guru SMA Kurikulum 2013, Download Buku Pegangan Guru SMP Kurikulum 2013, Download Buku Pegangan Guru SD/MI Kurikulum 2013, Pendekatan Perencanaan Pembelajaran, Dalam menyusun perencanaan pendidikan suatu negara, pendekatan yang dipakai sangat tergantung dari kebijakan pemerintah yang berkuasa. Karena itu sangat wajar jika timbul pendekatan yang berbeda-beda antara beberapa Negara, dan bahkan dapat juga terjadi perbedaan dalam pendekatan perencanaan pendidikan antara berbagai periode pembangunan dalam satu negara, misalnya saja di Indonesia setiap periode punya kebijakan berbeda, sangat tergantung siapa yang memerintah sehingga konsep yang sebelumnya belum tuntas sudah muncul lagi konsep lain.

Perencanaan pendidikan senatiasa mempersiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan pendidikan secara realistis yang berpedoman kepada tujuan-tujuan yang ditetapkan secara jelas dan terperinci. Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan pola pendekatan perencanaannya. Dalam perencanaan pendidikan setidaknya ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu:

a. Pendekatan permintaan masyarakat
Pendekatan permintaan masyarakat adalah suatu pendekatan yang bersifat tradisional dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini pada umumnya harus memperkirakan kebutuhan pada masa-masa yang akan datang dengan mengadakan analisis terhadap jumlah penduduk, presentase penduduk yang bersekolah, arus murid dari tingkat dasar ketingkat yang lebih tinggi, dan keinginan masyarakat serta individu tentang jenis-jenis pendidikan.

b. Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan ketenagakerjaan ini diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja. Kebanyakan Negara mengharapkan pendidikan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan professional untuk pembangunan. Untuk itu perencana pendidikan harus membuat perkiraan jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan pembangunan nasional.
Adapun langkah-langkah dari pendekatan ketenagakerjaan adalah membuat proyeksi kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan, merinci tujuan pendidikan, memproyeksikan output pendidikan, menyusun program untuk memenuhi output sesuai kebutuhan, dan menyusun rencana pembiayaan yang dituang dalam rencana.

c. Pendekatan nilai imbalan
Pendekatan ini sangat dianjurkan oleh sekelompok ahli ekonomi di Negara-negara berkembang, termasuk Negara Indonesia. Dalam pendekatan ini dipertimbangkan penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil, keuntungan dan keberhasilan yang diperolehnya. Dalam hal ini bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan tetapi biaya suatu jenjang pendidikan.
Perencanaan pendidikan di Indonesia tidak hanya menggunakan salah satu pendekatan, melainkan menerapkan beberapa pendekatan, dan kadang-kadang menggunakan ketiganya bersamaan. Setiap jenjang pendidikan mungkin memerlukan pendekatan yang berlainan. Karena itu adalah penting bagi setiap perencana untuk mengetahui ruang lingkup dan keterbatasan setiap pendekatan.

Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas¬, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
· RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
· Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
· Indikator merupakan:
Ø Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
Ø Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ø Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
Ø Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Ø Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

· Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Misalnya: Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
· Mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
· Menyebutkan bagian-bagian jantung.
· Merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
· Mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
3. Menetukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Ø Indikator:
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Ø Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

4. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
· Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
· Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
· Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.

Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

· Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.
· Kegiatan penutup
Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

6. Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.

Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.
Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa
Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni tujuan pendidikan nasional.
Dalam perencanaan pendidikan ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu pendekatan permintaan masyarakat, pendekatan ketenaga kerjaan, pendekatan nilai imbalan.

Minggu, 20 September 2015

Senandung Hati Merindu Dalam Naungan Cinta

Cinta Dalam Naungan Ikhlas, Senandung Hati Merindu Dalam Naungan Cinta, Putuskan Mata Rantai Kesakitan Dimasa Lalu Dengan Ikhlas, Keajaiban Ikhlas, Menjaga Cintamu Dalam Naungan Cinta-Nya
caraterbaru.web.id Cinta Dalam Naungan Ikhlas
Cinta dalam Naungan Ikhlas adalah rasa yang tidak pernah kehilangan karena rasa ini menyandarkan segala rasa yang ia punya baik itu rasa sayang, suka, ataupun cinta kepada ALLAH SWT. Rasa ini akan membuat kita semakin dekat dengan-Nya sampai Allah pun memberikan kasih sayangnya kepada kta berupa memberikan kita yang terbaik, lebih dari apa yang kita butuhkan. 

Kala rasa bergejolak dan berontak dalam dada, kuatkanlah Iman dengan mengatakan "tidak" karena sesungguhnya rasa itu belum halal untuk dimiliki dan belum layak untuk diungkapkan kecuali kepada-NYA. Ketika kita memegang teguh rasa itu dan tetap menyimpannya hingga pada waktunya maka disitulah Allah sedang memeluk erat kita dengan kasih sayang-Nya. Baca selengkapnya>>

Sabtu, 19 September 2015

Perangkat Pembelajaran SD Kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6 KTSP Semester 1 dan 2

Prota dan Promes SD Kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6 KTSP Semester 1 dan 2, Pendekatan Perencanaan Pembelajaran, Dalam menyusun perencanaan pendidikan suatu negara, pendekatan yang dipakai sangat tergantung dari kebijakan pemerintah yang berkuasa. Karena itu sangat wajar jika timbul pendekatan yang berbeda-beda antara beberapa Negara, dan bahkan dapat juga terjadi perbedaan dalam pendekatan perencanaan pendidikan antara berbagai periode pembangunan dalam satu negara, misalnya saja di Indonesia setiap periode punya kebijakan berbeda, sangat tergantung siapa yang memerintah sehingga konsep yang sebelumnya belum tuntas sudah muncul lagi konsep lain.

Perencanaan pendidikan senatiasa mempersiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan pendidikan secara realistis yang berpedoman kepada tujuan-tujuan yang ditetapkan secara jelas dan terperinci. Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan pola pendekatan perencanaannya. Dalam perencanaan pendidikan setidaknya ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu:

a. Pendekatan permintaan masyarakat
Pendekatan permintaan masyarakat adalah suatu pendekatan yang bersifat tradisional dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini pada umumnya harus memperkirakan kebutuhan pada masa-masa yang akan datang dengan mengadakan analisis terhadap jumlah penduduk, presentase penduduk yang bersekolah, arus murid dari tingkat dasar ketingkat yang lebih tinggi, dan keinginan masyarakat serta individu tentang jenis-jenis pendidikan.

b. Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan ketenagakerjaan ini diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja. Kebanyakan Negara mengharapkan pendidikan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan professional untuk pembangunan. Untuk itu perencana pendidikan harus membuat perkiraan jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan pembangunan nasional.
Adapun langkah-langkah dari pendekatan ketenagakerjaan adalah membuat proyeksi kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan, merinci tujuan pendidikan, memproyeksikan output pendidikan, menyusun program untuk memenuhi output sesuai kebutuhan, dan menyusun rencana pembiayaan yang dituang dalam rencana.

c. Pendekatan nilai imbalan
Pendekatan ini sangat dianjurkan oleh sekelompok ahli ekonomi di Negara-negara berkembang, termasuk Negara Indonesia. Dalam pendekatan ini dipertimbangkan penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil, keuntungan dan keberhasilan yang diperolehnya. Dalam hal ini bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan tetapi biaya suatu jenjang pendidikan.
Perencanaan pendidikan di Indonesia tidak hanya menggunakan salah satu pendekatan, melainkan menerapkan beberapa pendekatan, dan kadang-kadang menggunakan ketiganya bersamaan. Setiap jenjang pendidikan mungkin memerlukan pendekatan yang berlainan. Karena itu adalah penting bagi setiap perencana untuk mengetahui ruang lingkup dan keterbatasan setiap pendekatan.

Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas¬, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
· RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
· Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
· Indikator merupakan:
Ø Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
Ø Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ø Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
Ø Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Ø Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

· Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Misalnya: Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
· Mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
· Menyebutkan bagian-bagian jantung.
· Merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
· Mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
3. Menetukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Ø Indikator:
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Ø Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

4. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
· Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
· Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
· Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.

Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

· Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.
· Kegiatan penutup
Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

6. Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.

Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.
Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa
Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni tujuan pendidikan nasional.
Dalam perencanaan pendidikan ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu pendekatan permintaan masyarakat, pendekatan ketenaga kerjaan, pendekatan nilai imbalan.

Jumat, 18 September 2015

Cewek Cantik Waspada Masuk Kampus

Cewek Harus Waspada Masuk Kampus, Cewek Cantik Waspada Masuk Kampus adalah hal yang akan menjadi topik utama pada artikel kali ini
caraterbaru.web.id Cewek Harus Waspada Masuk Kampus
Setiap Penerimaan Mahasiswa baru maka bisa dipastikan para Kakak kelas akan Panen. Nah pasti bingung kok panen? memangnya panen apaan? toh dia bukan petani? Maksud admin disini adalah Setiap tahunnya jika penerimaan Mahasiswa/Mahasiswi baru maka para Kakak kelas akan panen cewek. Wow banget kan? Biasanya sich yang tadinya jomblo maka tidak akan jomblo lagi, yang tadinya hanya punya satu, dua, atau tiga pacar maka setelah adanya adik kelas maka akan bertambah menjadi tiga, empat, atau lima cewek.

Nah bagi mahasiswi yang kebetulan termasuk Maba (mahasiswi baru) harus hati-hati ketika akan memasuki dunia barunya sebagai kampus baru berhubung banyak serigala lapar di dalam kampus kalian. Baca selengkapnya>>

Kamis, 17 September 2015

Prosem dan Prota SD Kelas 6 KTSP

Prota dan Promes SD Kelas 6 KTSP, Pendekatan Perencanaan Pembelajaran, Dalam menyusun perencanaan pendidikan suatu negara, pendekatan yang dipakai sangat tergantung dari kebijakan pemerintah yang berkuasa. Karena itu sangat wajar jika timbul pendekatan yang berbeda-beda antara beberapa Negara, dan bahkan dapat juga terjadi perbedaan dalam pendekatan perencanaan pendidikan antara berbagai periode pembangunan dalam satu negara, misalnya saja di Indonesia setiap periode punya kebijakan berbeda, sangat tergantung siapa yang memerintah sehingga konsep yang sebelumnya belum tuntas sudah muncul lagi konsep lain.

Perencanaan pendidikan senatiasa mempersiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan pendidikan secara realistis yang berpedoman kepada tujuan-tujuan yang ditetapkan secara jelas dan terperinci. Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan pola pendekatan perencanaannya. Dalam perencanaan pendidikan setidaknya ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu:

a. Pendekatan permintaan masyarakat
Pendekatan permintaan masyarakat adalah suatu pendekatan yang bersifat tradisional dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini pada umumnya harus memperkirakan kebutuhan pada masa-masa yang akan datang dengan mengadakan analisis terhadap jumlah penduduk, presentase penduduk yang bersekolah, arus murid dari tingkat dasar ketingkat yang lebih tinggi, dan keinginan masyarakat serta individu tentang jenis-jenis pendidikan.

b. Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan ketenagakerjaan ini diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja. Kebanyakan Negara mengharapkan pendidikan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan professional untuk pembangunan. Untuk itu perencana pendidikan harus membuat perkiraan jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan pembangunan nasional.
Adapun langkah-langkah dari pendekatan ketenagakerjaan adalah membuat proyeksi kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan, merinci tujuan pendidikan, memproyeksikan output pendidikan, menyusun program untuk memenuhi output sesuai kebutuhan, dan menyusun rencana pembiayaan yang dituang dalam rencana.

c. Pendekatan nilai imbalan
Pendekatan ini sangat dianjurkan oleh sekelompok ahli ekonomi di Negara-negara berkembang, termasuk Negara Indonesia. Dalam pendekatan ini dipertimbangkan penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil, keuntungan dan keberhasilan yang diperolehnya. Dalam hal ini bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan tetapi biaya suatu jenjang pendidikan.
Perencanaan pendidikan di Indonesia tidak hanya menggunakan salah satu pendekatan, melainkan menerapkan beberapa pendekatan, dan kadang-kadang menggunakan ketiganya bersamaan. Setiap jenjang pendidikan mungkin memerlukan pendekatan yang berlainan. Karena itu adalah penting bagi setiap perencana untuk mengetahui ruang lingkup dan keterbatasan setiap pendekatan.

Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas¬, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
· RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
· Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
· Indikator merupakan:
Ø Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
Ø Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ø Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
Ø Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Ø Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

· Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Misalnya: Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
· Mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
· Menyebutkan bagian-bagian jantung.
· Merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
· Mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
3. Menetukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Ø Indikator:
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Ø Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

4. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
· Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
· Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
· Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.

Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

· Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.
· Kegiatan penutup
Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

6. Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.

Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.
Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa
Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni tujuan pendidikan nasional.
Dalam perencanaan pendidikan ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu pendekatan permintaan masyarakat, pendekatan ketenaga kerjaan, pendekatan nilai imbalan.

Rabu, 16 September 2015

Prosem dan Prota SD Kelas 5 KTSP

Prota dan Promes SD Kelas 5 KTSP, Pendekatan Perencanaan Pembelajaran, Dalam menyusun perencanaan pendidikan suatu negara, pendekatan yang dipakai sangat tergantung dari kebijakan pemerintah yang berkuasa. Karena itu sangat wajar jika timbul pendekatan yang berbeda-beda antara beberapa Negara, dan bahkan dapat juga terjadi perbedaan dalam pendekatan perencanaan pendidikan antara berbagai periode pembangunan dalam satu negara, misalnya saja di Indonesia setiap periode punya kebijakan berbeda, sangat tergantung siapa yang memerintah sehingga konsep yang sebelumnya belum tuntas sudah muncul lagi konsep lain.

Perencanaan pendidikan senatiasa mempersiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan pendidikan secara realistis yang berpedoman kepada tujuan-tujuan yang ditetapkan secara jelas dan terperinci. Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan pola pendekatan perencanaannya. Dalam perencanaan pendidikan setidaknya ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu:

a. Pendekatan permintaan masyarakat
Pendekatan permintaan masyarakat adalah suatu pendekatan yang bersifat tradisional dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini pada umumnya harus memperkirakan kebutuhan pada masa-masa yang akan datang dengan mengadakan analisis terhadap jumlah penduduk, presentase penduduk yang bersekolah, arus murid dari tingkat dasar ketingkat yang lebih tinggi, dan keinginan masyarakat serta individu tentang jenis-jenis pendidikan.

b. Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan ketenagakerjaan ini diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja. Kebanyakan Negara mengharapkan pendidikan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan professional untuk pembangunan. Untuk itu perencana pendidikan harus membuat perkiraan jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan pembangunan nasional.
Adapun langkah-langkah dari pendekatan ketenagakerjaan adalah membuat proyeksi kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan, merinci tujuan pendidikan, memproyeksikan output pendidikan, menyusun program untuk memenuhi output sesuai kebutuhan, dan menyusun rencana pembiayaan yang dituang dalam rencana.

c. Pendekatan nilai imbalan
Pendekatan ini sangat dianjurkan oleh sekelompok ahli ekonomi di Negara-negara berkembang, termasuk Negara Indonesia. Dalam pendekatan ini dipertimbangkan penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil, keuntungan dan keberhasilan yang diperolehnya. Dalam hal ini bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan tetapi biaya suatu jenjang pendidikan.
Perencanaan pendidikan di Indonesia tidak hanya menggunakan salah satu pendekatan, melainkan menerapkan beberapa pendekatan, dan kadang-kadang menggunakan ketiganya bersamaan. Setiap jenjang pendidikan mungkin memerlukan pendekatan yang berlainan. Karena itu adalah penting bagi setiap perencana untuk mengetahui ruang lingkup dan keterbatasan setiap pendekatan.

Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas¬, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
· RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
· Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
· Indikator merupakan:
Ø Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
Ø Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ø Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
Ø Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Ø Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

· Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Misalnya: Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
· Mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
· Menyebutkan bagian-bagian jantung.
· Merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
· Mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
3. Menetukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Ø Indikator:
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Ø Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

4. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
· Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
· Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
· Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.

Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

· Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.
· Kegiatan penutup
Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

6. Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.

Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.
Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa
Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni tujuan pendidikan nasional.
Dalam perencanaan pendidikan ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu pendekatan permintaan masyarakat, pendekatan ketenaga kerjaan, pendekatan nilai imbalan.

Selasa, 15 September 2015

Pelacur Lebih Terhormat dari Cewek yang Pacaran

Ketika Pacaran Lebih Hina dari Pelacuran, Kisah Inspiratif Pacaran Lebih Hina dari Pelacur, Pelacur Lebih terhormat dari Cewek yang pacaran adalah pembahasan pada artikel kali ini
caraterbaru.web.id Ketika Pacaran Lebih Hina dari Pelacuran
Pacaran Lebih Hina dari Pelacur adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan kelakuan remaja pada saat sekarang ini. Seperti yang kita ketahui bahwa status pacaran sudah menjadi hal yang wajib dikalangan para remaja sekarang ini padahal mereka mengetahui bahwa diri mereka Islam dan tentunya juga mereka ketahui bahwa dalam Islam Tidak ada Istilah pacaran bahkan Pacaran sangat bertentangan dengan aturan agama Islam.

Namun tidak segelintir dari kita yang memperhatikan rambu agama tersebut dikarenakan sudah terhasut oleh keadaan, lingkungan dan pastinya sudah terhasut dari Fitnah Dajjal yang sedang mengembara. Berikut ini sebuah tulisan karya Ksatria Pena La Ode Munafar beliau adalah Trainer dan Penulis Buku buku Best seller Cinta dan Motivasi. Mudah mudahan tulisan nya ini dapat memberi pencerahan kepada para cewek di luar sana yang meng-AGUNG-kan CINTA. Baca selengkapnya>>